Berita Bethel
Penulis: Pram (21/09/2016)

Jadilah Orang Bijak


“Tetapi Firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti” (Lukas 12:20).



Kebodohan diatas ditulis dalam Injil Lukas 12, yaitu orang yang berjerih lelah mengumpulkan har ta kekayaan yang pada akhirnya tidak dapat dinikmati dalam waktu yang panjang. Untuk itu bagaimana seharusnya kita mengisi hari-hari hidup kita yang singkat ini ?. Saya rasa kita semua setuju bahwa hari-hari yang Tuhan berikan kepada kita adalah hari-hari untuk mengabdi, melayani dan mempersembahkan diri bagi kerajaan-Nya.



Sebab dengan cara demikianlah kita mengumpulkan harta yang abadi. Tetapi kenyataannya tidak banyak orang sungguh-sungguh yang menyambut dan meresponi sekalipun hati kita telah digempur berulang kali dengan kebenaran tersebut. Kita terus mengeraskan hati. Kita tidak mau mengubah cara hidup, kalaupun kita mengubahnya, kita hanya mengubahnya dengan sedikit sekali.



Lalu kita berusaha untuk menenangkan diri kita dalam ketenangan semu dalam sedikit perubahan yang telah kita lakukan tersebut. Padahal sesungguhnya yang dikehendaki Tuhan adalah perubahan yang lebih radikal dari apa yang telah kita lakukan selama ini. Itu sama seperti orang bodoh yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri tapi tidak kaya dihadapan Tuhan.



Tanyakan diri sendiri dengan cermat bahwa dihadapan Tuhan, aku ini bodoh atau bijaksana ?. Dihadapan Tuhan apakah aku ini kaya atau miskin ?. Selama ini ternyata kita hanya mengumpulkan harta hanya untuk diri kita sendiri. Kita kerja dari pagi sampai sore, berkarier dari muda, sekolah pada masa kanak-kanak, pindah dari satu keletihan ke keletihan lain, hanya untuk sesuatu yang akhirnya kita tinggalkan dan tidak bisa nikmati lagi.



Dalam Wahyu 14:13 Alkitab mengatakan “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Tentu perbuatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah perbuatan positif yang menyertainya, yaitu segala keletihan dan kelelahan yang dilakukan untuk Tuhan. Mati dalam Tuhan yang dimaksud di sini juga adalah mati dalam persekutuan dan pengabdian dengan Tuhan.



Dan pengabdiannya itu akan diingat Tuhan dalam keabadian. Kalau saudara-saudara mengenal kebenaran ini dan memilikinya, seberat dan sebesar apapun jerih lelah dan pengorbanan yang saudara lakukan untuk pekerjaan-Nya, tidak akan menjadi berat dan membuat saudara bersungut-sungut.



Nah, sekarang kita periksa apakah benar kematian kita adalah kematian yang berbahagia ?. Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan (Filipi 1:20-22). Di sini kita akan menemukan gelora dari hati yang mengasihi Tuhan dan dari kehidupan yang diabdikan kepada Tuhan. Bagiku hidup adalah Kristus berarti kita harus melakukan sesuatu yang terbaik untuk Tuhan, supaya hari-hari yang kita lalui tidak menjadi sia-sia.



Dan mati adalah keuntungan berarti berbahagia. Jika kita kerja keras untuk Tuhan, kita matipun akan menjadi kebahagiaan. Tetapi jika kita tidak mau kerja keras untuk Tuhan, kita matipun malah menjadi sebuah kecelakaan.Sumber : R.A.B - Pdm. Hiruniko Ruben, M.Th/Foto : Ilustrasi].



"Kebodohan adalah mengisi hidup dengan keegoisan dan kenikmatan pribadi".