Renungan : Paket Keselamatan Sudah Tuntas
Kenaikan Yesus Kristus ke Surga merupakan paket keselamatan yang telah lengkap dikerjakan oleh Sang Mesias. Dari kelahiran sampai kematian, kebangkitan serta kenaikan-Nya merupakan kisah sejarah hidup Kristus yang indah dalam karya-Nya, tuntas dan sempurna dan tidak akan terulang kedua kali.
Orang boleh menafsirkan apa saja namun realitasnya semua sudah diselesaikan secara runtun, babak demi babak, akurat, tajam dan terpercaya dan tidak boleh diganggu gugat.
Orang perlu paham bahwa pribadi Yesus Kristus bukanlah pendiri agama, tokoh spiritual, guru etika atau sekedar nabi, rasul dan ahli filsafat karena semua gelar dan jabatan tersebut hanya berhenti sampai di kuburan saja.
Orang yang berhenti sampai di kuburan saja tidak layak diikuti atau diimani apalagi disanjung diagungkan bak Tuhan sendiri. Di alam kubur para nabi dan rasul tidak bisa dimintai pertolongan atau bertindak sebagai hakim, menghukum atau memberi upah untuk para pengikutnya.
Perlu dicamkan iman yang dialamatkan kepada nabi dan rasul yang mati adalah kesia-siaan belaka. Seandainya Yesus hanya sekedar bangkit dan melakukan penampakan kepada para murid-Nya saja maka Yesus menjadi pribadi yang sekedar “gentayangan” saja.
Hampir tidak pernah ada orang yang sudah mati bangkit lagi dan memberi informasi apapun kecuali Yesus Kristus sesudah mati dan bangkit. Ia tidak memberikan informasi soal alam di sana namun Ia kembali mengingatkan betapa pentingnya Injil diberitakan dengan damai sejahtera!.
Hanya Elia dan Musa yang sudah terpisah dari orang-orang hidup tampil kembali sesudah ribuan tahun untuk memberi kekuatan dan menguatkan Kristus dalam misi-Nya (Mat. 17:3).Ketika Kristus naik ke Sorga menunjukkan ke illahian-Nya, Ia yang memiliki Sorga maka Ia kembali ke Sorga (KPR 1:6-11).
Kenaikan Kristus ke Sorga memberi arti kepada orang percaya: Pertama, Ia adalah pribadi yang hidup yang mengerti keberadaan dan kebutuhan umat manusia, karena Ia telah merasakan seperti kita merasakan (Ibr. 4:15).
Kita layak menyandarkan harapan dan iman kita kepada-Nya sebab apa yang Ia ucapkan selama hidup semuanya merupakan kenyataan. Ketika Yesus menyatakan Bapa dan Aku satu (Yoh. 10:30) dan sebelum Abraham Aku ada (Yoh. 8:58), Yesus menepati perkataan-Nya dan realitasnya sebagai yang Empunya Sorga.
Kedua, Dia pergi untuk mempersiapkan Sorga bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya (Yoh. 14:6). Kematian-Nya tidak cukup untuk membawa kita ke sorga, lebih tepatnya, kematian-Nya membuktikan kasih-Nya kepada kita dengan membayar hutang akan dosa-dosa dan memakukan-Nya di atas salib (Kol. 2:14).
Salib melambangkan kutukan untuk orang berdosa yang sudah digantikan oleh Kristus (Gal. 3:10) namun sejalan dengan hal itu, salib juga melambangkan kasih yang tanpa batas dari Yesus sendiri. Kebangkitan-Nya membuktikan sebuah kemenangan yang luar biasa namun itu belum cukup membuktikan Yesus yang Empu-Nya sorga.
Ia harus naik dan mempersiapkan sorga bagi orang percaya (Yoh. 14:1-3).Kepastian soal Sorga merupakan kebanggaan tersendiri yang tidak dimiliki kepercayaan manapun juga.
Ketiga, kenaikan-Nya membuktikan Ia akan datang kembali dengan cara yang sama (KPR 1:1-11). Mengingat Ia akan datang kembali maka dapat dipastikan Ia menjemput orang percaya yang seirama dengan Dia. Seirama dengan Tuhan artinya kita memiliki karakter dan sifat yang sama dengan Bapa di Sorga.
Jangan pernah membuat Ia kecewa karena menyediakan Sorga bagi mereka yang tidak layak menerimanya. Mari kita hidup berkenan dan serupa Dia agar kedapatan layak bagi kerajaan-Nya.
Kita belajar hidup serupa Kristus oleh Pimpinan Roh Kudus. “Hidup seirama dengan Tuhan adalah bukti bahwa kita mengasihi Tuhan”. [Sumber : R.A.B - Pdt. Timotius Bakti Sarono, MTh].