Berita Bethel
Penulis: Pram (11/07/2023)

Media Alat Demokrasi dan Tidak Memicu Perpecahan

Pertahanan negara yang kuat akan menentukan kedaulatan suatu negara."Negara harus siap perang, jika tidak maka suatu negara akan dijajah negara lain dengan motivasi perebutan sumber daya alam, kata Menteri Pertahanan RI, Letjend TNI AD [Purn] Prabowo Subianto.

Menhan RI hadir sebagai keynote speaker Musyawarah Nasional VII Perwamki [Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia] di Grha Oikumene PGI, Jl. Salemba, Jakarta-Pusat [Jumat, 7/7].

Sebelumnya, acara di awali dengan ibadah pembukaan dan Dirjen Bimas Kristen, Pdt. Dr. Jeane M. Tulung, MTh membuka acara Munas VII.

Acara Munas VII ini bertemakan "Kebenaran yang Meninggikan Derajat Bangsa Menjadi Terang di Tengah Kegelapan". Lebih lanjut, ia mengatakan prihatin dengan situasi kegaduhan yang sering terjadi di suatu negara dengan bangsa yang besar. Padahal, menurutnya bangsa itu mempunyai kekayaan alam yang besar. Ia sangat kuatir jika suatu negara ini menuju ke arah negara gagal [fail state].

lanjut, ia menegaskan berdasarkan fakta-fakta sejarah tidak ada suatu negara yang berhasil jika negara penuh dengan kemiskinan, artinya negara itu bukan suatu negara yang merdeka. "Negara jika tidak bisa memberikan perlindungan keamanan maka negara itu bukan negara yang berhasil. Kalau mau aman, kita harus kuat sebab jika kita ingin damai belum tentu pihak lain mau berdamai,"tegasnya.Menurutnya,negara Indonesia terdiri atas multi suku jadi harus hati-hati, kerja keras untuk menjaga perdamaian.

Berkaitan dengan tugas-tugas media, nara sumber berpandangan bahwa media memiliki peranan yang penting karena media bisa mempengaruhi orang lain. "Media sama dengan senjata, bisa berguna membela keselamatan orang lain, bisa juga sebaliknya mencelakakan orang lain. Media adalah alat demokrasi, jika tidak ada media maka akan terjadi tidak akan ada demokrasi," tegasnya.

Masih soal media, ia menambahkan media harus dinamis, kuat, cemerlang, memiliki tanggung-jawab, hati-hati, tidak disalah-gunakan. Ia mengibaratkan media adalah pena yang lebih tajam daripada pedang, media musti bisa menyaring mana berita yang benar dan mana berita bohong [hoax], sehingga media tidak memicu perpecahan dan menimbulkan kesusahan bagi orang lain.

Mengakhiri paparannya, Menhan RI berpesan kunci keberhasilan bangsa terletak pada elit pemimpin. Pemimpin bangsa harus saling mengalah, mengedepankan musyawarah, mufakat dan gotong royong. "Kekurangan-kekurangan negara ini akan kita kejar, fokus kerja untuk rakyat, dan demokrasi negara RI adalah khas Indonesia, bukan demokrasi model negara lain, bukan pula menyebarkan hal-hal yang penuh dengan kejelekan.

"Kecemerlangan Sumpah Pemuda tahun 1928 ada dua hal yakni memilih bahasa kebangsaan [Indonesia] dan bukan bahasa mayoritas. Para pendiri negara [founding father] berhasil merumuskan Pancasila. Mari kita menjaga kerukunan !, pungkasnya. Sesi acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia, dan Ketua Umum Perwamki.Persidangan Munas dilanjutkan ke kawasan Puncak, Jawa-Barat.