Peluncuran Buku Tafsiran Alkitab Abad ke-21
Setelah melakukan penyusunan sekitar 20 tahunan, akhirnya selesai juga Buku Tafsiran Alkitab Abad [TAA] ke-21. Buku terdiri dari tiga jilid merupakan revisi total dari seri sebelumnya yakni TAMK [Tafsiran Alkitab Masa Kini] yang telah dipakai para hamba Tuhan dan mahasiswa teologi di Indonesia selama 40 tahun.
Acara peluncuran buku ini dilakukan di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta-Pusat [Kamis, 09/11] oleh Kristomus Sihotang [Editor TAA-21], didampingi Dominggus, Ir. Pdt. Yoel Indasmoro [Pembina Yayasan Komunikasi Bina Kasih].
TAA ke-21 jilid ke-3 [Penafsiran Perjanjian Baru] telah terbit pada tahun 2018, jilid ke-1 [Kitab Kejadian - Esther] telah terbit pada tahun 2022 dan jilid 2 [Kitab Ayub-Maleakhi] terbit pada tahun ini [2023].Semua kutipan dari Alkitab disesuaikan dengan Alkitab TB ke-2 terbitan terbaru LAI bulan Februari 2023. Penulis adalah Donald A. Carson dan beberapa rekan. Para penterjemah terdiri dari para dosen dan teolog saperti Fridolin Ukur, Sularso Sopater dan kawan-kawan.
Pdt. Marvel Kawatu [Kasubdit Kelembagaan Bimas Kristen],foto kiri bawah Kemenag RI mewakili Dirjen Bimas Kristen membacakan sambutan tertulis berkaitan dengan peluncuran buku ini. Dirjen memberikan apresiasi kepada Penerbit atas selesainya TAA ke-21 dan peluncurannya. TAA ke-21 akan memberikan nilai tambah literasi kepada umat Kristiani. Posisi TAA ke-21 adalah sebagai penafsir yang menentukan maksud Alkitab, mengingat banyak penafsiran yang belum sama.
Selain itu, TAA ke-21 berfungsi untuk mempertegas komitmen mengkaji literasi, memberikan penafsiran yang jelas sesuai konteks kajian teologia. TAA ke-21 menjadi wujud nyata tanggung-jawab akademis untuk menghindari penafsiran yang kurang relevan.
Sementara itu, Dr. Anwar Chen [LAI], foto kiri tengah mengatakan TAA ke-21 memberikan penjelasan yang solid untuk menjadi referensi. "Menafsirkan Alkitab tak bisa suka-suka tapi atas dasar kebenaran, referensi yang kuat pondasinya. Alkitab adalah warisan iman yang luar biasa, berisi pesan lintas waktu dan ruang. Penafsiran adalah seni tapi jangan lepas konteks," tegasnya.
Di penghujung acara, secara bergantian Kristomus Sihotang, Arman, Ir. Pdt. Yoel Indasmoro menyerahkan tiga jilid TAA ke-21 masing-masing kepada Pdt. Marvel Kawatu, Ratna Hareva [LAI], Woro [putri Sularso Sopater] foto kanan atas. Perwakilan STT Jeffray, STT Harvest, dan STT Moria [foto kiri atas].