Pembukaan Rakernas BPD
Para pengurus BPD (Ketua, Sekretaris, Bendahara) GBI se Indonesia dan BPLN Eropa, Eropa Selatan, Australia menghadiri Rakernas BPH GBI di Cisarua, Jawa Barat (28-30/01).“Semua jawatan (pengurus BPD) adalah berasal dari Tuhan dan bertujuan untuk memperlengkapi orang kudus bagi pekerjaan Tuhan,” ujar Pdt. Japarlin Marbun saat kotbah dalam sesi pembukaan Rakernas. Ia mengutip Efesus 4:11-16 “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,.....”.
Selain mengutip nats, ia juga membacakan pandangan Lord Mount Gomery soal kepemimpinan yaitu kemampuan dan kehendak untuk mengerahkan sekelompok manusia untuk mencapai satu tujuan bersama. Pandangan John R. Mott “Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan dan dapat terus maju, serta dapat menarik orang mengikuti dia”. Harry S. Truman, kepemimpinan ialah orang yang mempunyai kemampuan untuk membuat orang lain suka melakukannya. Ketum menyimpulkan kepemimpinan adalah orang yang mempunyai pengaruh untuk menggerakkan orang lain kepada suatu tujuan.
Untuk mencapai visi, misi GBI diarahkan tindakan sesuai dengan Matius 28:19-20 dan membutuhkan Kuasa Roh Kudus untuk pencapaiannya (KIS 1:8) dan nats II Timotius 3:16. Ia bersyukur bahwa GBI saat ini bisa berkembang ke segala bangsa saat ini. Memberitakan kabar baik, menurutnya harus berlandaskan Firman Tuhan, dilengkapi Kuasa Roh Kudus dengan dasar TTG.Dengan nada prihatin, ia mengatakan saat ini banyak gereja lokal GBI “berbaju” GBI namun dalamnya (ajaran) bukan GBI. Target orang percaya, hamba Tuhan yaitu bertumbuh secara rohani, membangun karakter hamba dan hidup berkekan, serupa dengan Kristus. Nats 6:9; 8:29).
Pdt. Japarlin menyampaikan secara singkat 7 pokok program BPH GBI (2014-2018) yaitu pemberdayaan pejabat dan warga jemaat, PI, Misi, dan church planting, pemberdayaan keluarga dan masyarakat, Penguatan organisasi dan kepemimpinan, pengembangan pendidikan dan pengajaran, penguatan jemaat lokal, peningkatan peran gereja bagi bangsa dan negara.Atas anugerah-Nya, GBI tumbuh menjadi gereja terbesar di Indonesia pada urutan ke-2 setelah HKBP. Pencapaian ini disampaikan oleh Pdt. Japarlin saat audiensi dengan Ketua DPR, Ketua MPR dan Ketua DPD di Gedung DPR/MPR RI beberapa waktu lalu. “Mereka kagum dengan besarnya jemaat GBI,” katanya.
Menuju GBI M.A.N.T.A.P 2014-2018, diperkenalkan secara ringkas oleh Pdt. Japarlin sebagai M : maju, mandiri; A : Andalkan Tuhan; N : Niat tulus, kudus, tanpa pamrih; T : Tertib, A: Ayomi, P Professional.Ayomi artinya GBI memberikan mengayoman secara rohani, yaitu jangan sampai ada gembala yang menjadi “Yatim Piatu Rohani”. Selain itu, perlu pengayoman di bidang hukum untuk gereja lokal ketika mengalami masalah-masalah yang berkaitan dengan legal (hukum). Profesional bermakna bagaimana gereja bisa dikelola antara lain membangun data base online, bukan manual. Sehingga semua BPD GBI bisa mengakses secara online.
Ke depan, BPH GBI meluncurkan layanan semacam sms banking sehingga pejabat atau gereja lokal bisa melakukan transfer iuran pejabat, perpuluhan dengan proses mudah, cepat. Artinya selesai transfer melalui HP, maka pihak pengirim akan menerima pemberitahuan bahwa transfer berhasil dan sekaligus pengirim menerima ucapan terima-kasih dari BPH GBI atas persembahannya.
Ketum BPH GBI menyatakan keprihatinan saat menjumpai gereja tertentu yang dikelola dengan semangat industri. “Jika gereja itu tidak menghasilkan keuntungan maka gereja itu ditutup. Jangan andalkan segala cara yang tidak Alkitabiah,” ujarnya. Pembukaan Rakernas ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Umum BPH GBI dengan didampingi oleh pejabat BPH dan MP (Majelis Pertimbangan). Selamat Rakernas.